Sunday, January 6, 2019

10 Penemuan Hewan Baru Paling Unik dan Liar


Berita Terupdate - Hingga saat ini, ilmuan masih terus mencari spesies baru. Secara mengejutkan, sepanjang 2018, mereka berhasil menemukan hewan baru dan memberikan mereka nama. Dari hutan Indonesia hingga daerah terdalam di dunia, hewan-hewan berikut pasti mengejutkanmu. Dilansir dari This is Insider, ini dia 10 hewan terbaru yang ditemukan sepanjang 2018.

1. Genie’s Dogfish (Sualus clarkae), hiu bermata kartun yang ditemukan Juli silam


Genie’s Dogfish ditemukan oleh para ilmuan asal Florida. Namanya sendiri diambil dari Eugene Clark, seorang peneliti hiu terkenal. Genie’s Dogfish punya mata besar berwarna biru terang. Hiu ini hanya berukuran sepanjang 50-71 cm. SahabatQQ

Ikan ini dapat ditemukan di Teluk Meksiko dan Samudera Atlantik. Namun, ikan ini sering terancam karena nelayan komersial secara gak sengaja menangkap hiu tersebut.

2. Tawon parasit (Dendrocerus scutellaris) ini ditemukan oleh para peneliti dari Penn State dan Natural History Museum di London pada Januari silam


Spesies baru tawon parasit ini memiliki bilah lancip di punggungnya. Uniknya, tawon ini kerap meletakkan telurnya di dalam inang. Kemudian, dia akan membuat jalan keluar dari bangkai dengan bilah runcingnya.

3. Orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) dari Indonesia


Ternyata, orang utan ini harus dibedakan dari dua jenis orang utan lain yang berasal dari Sumatera, Indonesia. Pada tahun 2001, orang utan sumatera dan kalimantan diakui sebagai spesies mereka sendiri. Tahun ini, mahasiswa pascasarjana University of Southern California, James Askew menyadari bahwa orang utan tapanuli memiliki nada tinggi yang terdengar berbeda dari yang lain.

Setelah mempelajari lebih banyak tentang pola perilaku, kebiasaan, dan fisik, tim peneliti menyimpulkan bahwa orang utan tapanuli adalah spesiesnya sendiri, terpisah dari orang utan sumatera dan kalimantan. Namun, dengan jumlahnya yang kurang dari 800, kera besar yang tersisa di wilayah ini menjadi kera besar terlangka di dunia dan sangat terancam punah.

4. Tardigrada baru (Macrobiotus shonaicus) ditemukan pada lumut di tempat parkir Jepang pada Februari


Kisah ini bermula dari peneliti Jepang, Kazuharu Arakawa yang sedang membersihkan lumut dari tempat parkir gedung apartemennya. Saat mengambil sampel, dia menemukan jenis tardigrada yang baru.

Tardigrada adalah sejenis beruang air yang merupakan salah satu hewan terkecil di dunia. Dengan ukuran kurang dari 0,07 cm, mereka punya tubuh gemuk dan delapan kaki kecil. Mereka bisa dengan mudah beradaptasi dan mampu bertahan hidup di udara dingin dan panas yang ekstrem. Uniknya, mereka adalah makhluk yang vegetarian.

5. Krustasea (Epimeria quasimodo) ini dinamai berdasarkan karakter bungkuk ikonis Victor Hugo dan ditemukan di dekat Antartika


Para peneliti di Belgia menemukan hewan kecil ini di Antarktika. Hewan yang termasuk dalam keluarga Epimeria quasimodo ini dikenal karena warna-warnanya yang cerah dan bentuknya yang meliuk-liuk. The SUNY College of Environmental Science and Forestry menyampaikan bahwa potret jarak dekatnya menunjukkan tekstur yang mirip dengan naga mitologis. Gak seperti kerabat lobster mereka, jenis amphipoda ini adalah krustasea yang gak memiliki cangkang.

6. Kumbang baffling (Nymphister kronaueri) ini ditemukan hidup di antara semut di Kosta Rika


Kumbang kecil berwarna oranye kemerahan ini gak terlihat seperti kumbang biasa. Justru, mereka terlihat seperti semut yang mereka tinggali. Uniknya, mereka berpura-pura menjadi semut! Itu karena mereka punya tubuh kurus, baik bentuk, ukuran, dan warna yang mirip dengan koloni semut nomaden yang hidup bersama mereka. Kumbang ini hidup dengan menempel pada semut dan membiarkan mereka bekerja setiap semut berpindah ke tempat baru.

7. Seekor ikan kadal laut dalam (Bathysaurus ferox) ditemukan di sebuah tempat di Australia dengan jumlah lebih dari 40.000 spesies


Laut dalam bisa jadi sangat sepi dan gelap. Jadi, ikan laut dalam ini mengembangkan organ reproduksi jantan dan betina mereka untuk meningkatkan jumlahnya. Itu sebabnya, mereka bisa kawin dengan sejenisnya.

Ikan ini pertama kali ditemukan dalam pengangkutan besar-besaran di lepas pantai Australia timur pada tahun 2017 dan dinyatakan sebagai spesies baru pada tahun ini. Nama ilmiahnya, Bathysaurus ferox, pas dengan karakteristik ikan ini karena mereka adalah salah satu predator teratas di habitatnya, meskipun ukurannya hanya sekitar 50 cm. Ia memiliki mulut penuh gigi tajam dan akan memakan apa pun yang ada di jalurnya. Meskipun terlihat menakutkan, berkat statusnya yang hermafrodit membuat spesies ini gak akan punah dalam waktu dekat.

8. Kumbang gua (Xuedytes bellus) yang gak pernah lihat cahaya matahari ditemukan di sebuah gua di Cina bagian selatan


Kumbang gua yang menyeramkan ini telah kehilangan pigmentasi (warna kulit), sayap, dan matanya. Mereka pertama kali ditemukan di Cina selatan. Kumbang ini punya panjang kurang dari 1,2 cm dan punya tubuh panjang dan ramping tanpa sayap. Menurut SUNY College of Environmental Science and Forestry, kumbang ini paling mencolok karena punya kepala panjang dan prothorax yang dramatis, bagian tubuh tepat di belakang kepala tempat sepasang kaki pertama menempel.

9. Singa marsupial (Wakaleo schouteni) yang hidup lebih dari satu juta tahun yang lalu ditemukan dari fosil yang ditemukan di Australia


Secara teknis singa ini diidentifikasi pada akhir Desember 2017, namun sayang jika gak termasuk dalam penemuan hewan unik tahun ini. Para peneliti dari The University of New South Wales, Australia menemukan fosil yang menunjukkan adanya makhluk berkantung mirip singa yang menjelajahi bumi selama era Oligosen.

Diperkirakan singa itu beratnya tidak lebih dari 27 kg. Peneliti menyamakannya dengan siberian husky modern. Meskipun menjadi predator teratas pada masanya, hewan ini diyakini sebagai omnivora, atau hewan yang hidup dengan makan daging dan sumber nabati.

10. Jenis buaya baru, buaya ramping afrika tengah (Mecistops leptorhynchus) ditemukan


Spesies buaya baru ini dijelaskan pada jurnal Zootaxa pada 24 Oktober. Buaya ramping Afrika Tengah banyak bermunculan, dari Kamerun hingga Tanzania.

Buaya ini mirip dengan cataphractus. Namun, akhirnya para ilmuwan dari Florida International University menemukan perbedaan pada moncong yang ramping dan memiliki sisik yang lebih halus. Namun, para peneliti memperkirakan bahwa hanya ada sekitar 500 buaya yang tersisa di daerah itu, membuat spesies baru ini sangat terancam. Daftar

Share: